Mobil itu melaju dengan
kecepatan sedang di senja yang cerah. Lelaki itu di balik kemudi. Perempuan itu
di sampingnya sibuk memilih lagu.
Lelaki: Jadi, mau
kemana kita?
Perempuan: Kemana saja.
Lelaki: Klasik sekali
jawabanmu.
Lelaki itu menjawab
sambil tertawa kecil.
Perempuan: Kemana saja…
asal tempat yang tinggi.
Lelaki: Gedung atau
gunung?
Perempuan: Bebas.
Lelaki: Oke…
**
Dua orang itu duduk di atap
sebuah gedung berlantai 56. Memandang senja yang turun di kota itu. Matahari
terlihat sangat dekat, warnanya menjingga. Langit mulai mengeluarkan semburat
warna lembayung. Keduanya duduk dalam diam. Angin senja bertiup kencang di
puncak gedung itu.
Perempuan itu beranjak
berdiri. Wajahnya terlihat kesal bercampur sedih. Lelaki itu ikut berdiri di
sampingnya, lalu menoleh, menekuri wajah perempuan itu.
Lelaki: Kamu kenapa?
Perempuan itu menghela
nafas panjang.
Perempuan:
Pemandangannnya bagus ya? Senjanya juga indah…
Ujarnya dengan
pandangan menerawang jauh. Lelaki itu mengalihkan pandangannya ke arah kota yang
terhampar. Lalu menghela nafas juga.
Lelaki: Iya…
Perempuan: Nyaris
sempurna….
Gumam perempuan itu.
Lelaki itu menoleh sejenak,
Lelaki: Nyaris?
Tanyanya sebelum
kembali memandangi hamparan gedung yang mulai menyalakan lampu-lampunya.
Perempuan: Iya. Nyaris.
Lelaki: Kenapa “nyaris”…?
Perempuan itu kembali
menghela nafasnya dengan berat… Lalu terdiam sejenak. Seolah ragu dengan apa
yang hendak diucapakannya.
Lelaki: Kenapa?
Perempuan: Hmm? Ah…
karena tidak ada yang memelukku saat menikmati keindahan ini…
“Tapi aku di sini… aku
mau memelukmu sambil menikmati semua ini… Kamu benar, begitu baru sempurna…”
Lelaki itu membatin.
Lelaki: Hmmm…. Aku bisa
mengerti…. Aku juga merasakan hal yang serupa.
Perempuan: Oya?
Lelaki: Iya… Andai aku
bisa memeluknya sekarang… Tentu semuanya sempurna….
“Tapi aku di sini… Kamu
bisa memelukku!” jerit perempuan itu dalam hatinya.
Lalu keduanya kembali
jatuh dalam keheningan, seiring langit senja yang menua dan matahari yang
semakin meredup. Lampu-lampu kota sudah hampir semua menyala. Lelaki itu dengan
angannya. Perempuan itu dengan mimpinya. Berdua mereka menikmati hamparan
lautan lampu di hadapan mereka. Dalam hati mereka saling memeluk dan
tangan-tangan mereka saling bertaut…
[Jakarta, 4 November 2012]
No comments:
Post a Comment