Lagu baru itu mengalun, lelaki itu bersenandung lirih mengikuti lirik lagu yang diputar. Aku mempermainkan asap rokok sambil menerawang. Ah... para penyair itu memang juara membuat syair lagu yang mendayu-dayu, begitu pikirku. Aku mengalihkan pandanganku kepada lelaki di hadapanku. "Dengar laraku, suara hati ini memanggil namamu, karena separuh aku menyentuh
laramu… Semua lukamu telah menjadi lirikku, karena separuh aku, dirimu…" dia bernyanyi sambil menatapku. Aku rikuh. Kenapa sepertinya dia menyanyikan lagu itu untukku? Padahal dia hanya mengikuti saja!
Dia: Kamu kenapa?
Aku: Aku? Tidak apa-apa.
Dia: Mukamu merah....
Aku: Panas...
Aku berbohong
Dia: Hmmm...
Aku: Kamu suka lagu tadi?
Dia: Iya... Kamu?
Aku: Lumayan lah... Kenapa kamu suka?
Dia: Pas dengan situasiku.
Aku: Situasimu yang mana?
Dia: Situasi yang kamu tidak tahu...
Aku: Mana bisa tahu jika kamu tidak bilang?
Dia: Tidak semua harus diceritakan, bukan?
Aku hanya mengangkat bahu sambil menyalakan rokokku lagi.
Aku: Jadi kamu memendam cinta?
Aku menggodanya...
Dia: Cinta? Mungkin... Mungkin juga bukan...
Aku: Lalu apa?
Dia: Entah... Suka, barangkali? Sayang? Peduli? Aku tidak tahu pasti.
Aku: Siapa?
Dia: Seseorang...
Aku: Hmmm... Sudah lama?
Dia: Lumayan...
Aku: Lalu, masalahnya apa?
Dia: Cintanya rumit...
Dia mulai tampak tidak nyaman. Aku harus berhenti...
Dia: Kamu sendiri kenapa suka lagu itu?
Aku: Aku? Ah... hanya membayangkan ada yang menyanyikannya untukku. Itu saja.
Dia: Kenapa?
Aku: Karena dia akan mengatakan "aku ingin kau merasa kamu mengerti aku mengerti kamu"...
Dia tertawa kecil...
DIa: Kamu ingin dimengerti? Itu poinnya?
Aku: Seperti itu lah...
Dia: Kamu itu paradoks berjalan... Kompleksitas manusia semua ada padamu, wajar kalau orang sulit mengerti kamu...
Dia meninju bahuku sambil tertawa... "Cialat!" pikirku...
Aku: Biar! Nanti akan ada yang bisa mengerti aku...
Dia: Ya sudah... Lalu apa lagi?
Aku: Apa yang "apa lagi"...?
Dia: Apa lagi yang membuatmu suka lagu itu?
Aku: Sekedar membayangkan ada yang mengatakan semua kata-kata itu untukku saja kok. Atau... mungkin menuliskannya dan mengirimkannya padaku. Itu saja.
Dia tertawa lagi... Aku memandangnya dengan sebal.
Aku: Hey! Aku tadi tidak menertawakanmu lho!
Dia: Maaf... Maaf...
Dia berusaha keras untuk menghentikan tawanya sambil menghapus airmatanya.
Aku: Pulang yuk! Sudah menjelang pagi.
Dia: Yuk!
***
Perempuan itu menulis lirik lagu baru itu di dalam buku jurnalnya. Di sebelah kiri, pada halaman yang kosong dia menempelkan foto lelaki itu. Lalu di bawahnya dia menulis,
"Kamu yang tersembunyi dari realitaku... Maafkan aku yang telah menjadi pengecut. Pengecut yang memendam rasa untukmu..."
***
Lelaki itu mengetik:
To: larasati@gmail.com
Subject: Untuk kamu....
Dan terjadi lagi kisah lama yang
terulang kembali.
Kau terluka lagi dari cinta rumit yang kau jalani.
Aku ingin kau merasa, kamu mengerti aku mengerti kamu.
Aku ingin kau sadari cintamu bukanlah dia.
Dengar Laraku, suara hati ini memanggil namamu,
karena separuh aku, dirimu…'
Ku ada di sini, pahamilah kau tak pernah sendiri,
karena aku selalu di dekatmu saat engkau terjatuh.
Aku ingin kau merasa, kamu mengerti aku mengerti kamu.
Aku ingin kau pahami cintamu bukanlah dia.
Dengar Laraku, suara hati ini memanggil namamu,
karena separuh aku, dirimu…
Dengar Laraku, suara hati ini memanggil namamu,
karena separuh aku menyentuh laramu…
Semua lukamu telah menjadi lirikku,
karena separuh aku, dirimu…
--- [Separuh Aku - NOAH] ---
Kau terluka lagi dari cinta rumit yang kau jalani.
Aku ingin kau merasa, kamu mengerti aku mengerti kamu.
Aku ingin kau sadari cintamu bukanlah dia.
Dengar Laraku, suara hati ini memanggil namamu,
karena separuh aku, dirimu…'
Ku ada di sini, pahamilah kau tak pernah sendiri,
karena aku selalu di dekatmu saat engkau terjatuh.
Aku ingin kau merasa, kamu mengerti aku mengerti kamu.
Aku ingin kau pahami cintamu bukanlah dia.
Dengar Laraku, suara hati ini memanggil namamu,
karena separuh aku, dirimu…
Dengar Laraku, suara hati ini memanggil namamu,
karena separuh aku menyentuh laramu…
Semua lukamu telah menjadi lirikku,
karena separuh aku, dirimu…
--- [Separuh Aku - NOAH] ---
"Aku sungguh-sungguh menuliskan ini untukmu... Hanya untukmu saja...
Aku mau cintamu bukan untuk dia...."
Kemudian dia mengirimkannya melalui sebuah akun email anonim.
_____ THE END _____
[Jakarta, 30 Oktober 2012 - inspired by Separuh Aku | NOAH]
No comments:
Post a Comment