Sunday, 26 February 2012

Srikandhi

Aku adalah orang yang percaya bahwa nama membawa kekuatan atau karakter tertentu pada pemiliknya. Aku menamai anakku Adinda Srikandhi karena aku berharap dia kelak bisa menjadi perempuan tangguh yang mandiri, kuat, pandai memimpin, memilki kemampuan tinggi dan setara dengan laki-laki. Berikut sedikit sejarah dan cerita tentang Srikandhi dalam kisah Mahabharata dan pewayangan Jawa:

Srikandhi (Sanskerta: शिकण्ढी; Śikhaṇḍī) atau Sikandin adalah salah satu puteri Raja Drupada dengan Dewi Gandawati dari Kerajaan Panchala yang muncul dalam kisah wiracarita dari India, yaitu Mahabharata. Ia merupakan penitisan Dewi Amba yang tewas karena panah Bisma. Dalam kitab Mahabharata ia diceritakan lahir sebagai seorang wanita, namun karena sabda dewata, ia diasuh sebagai seorang pria, atau kadangkala berjenis kelamin netral (waria). Dalam versi pewayangan Jawa terjadi hal yang hampir sama, namun dalam pewayangan Jawa ia dikisahkan sebagai perempuan tomboy yang kemudian menikahi Arjuna dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah Mahabharata versi India.

Srikandhi Dalam Kisah Mahabharata
Di kehidupan sebelumnya, Srikandhi terlahir sebagai wanita bernama Amba, yang ditolak oleh Bisma untuk menikah. Karena merasa terhina dan ingin membalas dendam, Amba berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba bereinkarnasi menjadi Srikandhi.

Pada saat lahir, suara dewata menyuruh ayahnya agar mengasuh Srikandhi sebagai putera. Maka Srikandhi hidup seperti pria, belajar ilmu perang dan kemudian menikah. Pada malam perkawinan, istrinya sendiri menghina dirinya setelah mengetahui hal yang sebenarnya. Setelah memikirkan usaha bunuh diri, ia kabur dari Panchala, namun diselamatkan oleh seorang Yaksa yang kemudian menukar jenis kelaminnya kepada Srikandhi. Srikandhi pulang sebagai pria dan hidup bahagia bersama istrinya dan memiliki anak pula. Setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kembali kepada Yaksa.

Perang di Padang Kurukshetra

Saat perang di Kurukshetra, Bisma sadar bahwa Srikandhi adalah reinkarnasi Amba, dan karena ia tidak ingin menyerang "seorang perempuan", ia menjatuhkan senjatanya. Tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap Srikandhi, Arjuna bersembunyi di belakang Srikandhi dan menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Maka dari itu, hanya dengan bantuan Srikandhi, Arjuna dapat memberikan pukulan mematikan kepada Bisma, yang sebenarnya tak terkalahkan sampai akhir. Akhirnya Srikandhi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 Bharatayuddha.

Srikandhi dalam Pewayangan Jawa
Srikandhi dikisahkan lahir karena keinginan kedua orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Drupadi dan Drestadyumna, dilahirkan melalui puja semadi. Drupadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna.

Dewi Srikandhi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh putera. Dalam Mahabharata versi pewayangan Jawa, Arjuna mempunyai banyak sekali istri,itu semua sebagai simbol penghargaan atas jasanya ataupun atas keuletannya yang sekaku berguru kepada banyak pertapa. Berikut sebagian kecil istri dan anak-anaknya:
  1. Dewi Sumbadra, berputra Raden Abimanyu;
  2. Dewi Sulastri, berputra Raden Sumitra;
  3. Dewi Larasati, berputra Raden Bratalaras;
  4. Dewi Ulupi atau Palupi, berputra Bambang Irawan;
  5. Dewi Jimambang, berputra Kumaladewa dan Kumalasakti;
  6. Dewi Ratri, berputra Bambang Wijanarka;
  7. Dewi Dresanala, berputra Raden Wisanggeni;
  8. Dewi Wilutama, berputra Bambang Wilugangga;
  9. Dewi Manuhara, berputra Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati;
  10. Dewi Supraba, berputra Raden Prabakusuma;
  11. Dewi Antakawulan, berputra Bambang Antakadewa;
  12. Dewi Juwitaningrat, berputra Bambang Sumbada;
  13. Dewi Maheswara;
  14. Dewi Retno Kasimpar;
  15. Dewi Dyah Sarimaya;
  16. Dewi Srikandhi.
Dewi Srikandhi menjadi suri tauladan prajurit perempuan. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandhi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, ksatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Kurawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandhi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba, puteri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang dendam kepada Bisma.

Dalam akhir riwayat Dewi Srikandhi diceriterakan bahwa ia tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah berakhirnya perang Bharatayuddha.

Dalam kisah Palguna - Palgunadi, diceritakan kegigihan Srikandhi dalam mencari Arjuna, suaminya, yang hilang dalam perjalanan sekembalinya dari pertapaan. Konon, Arjuna yang mencoba menjerat Dewi Anggraeni, permaisuri Prabu Palgunadi, dengan Aji Asmaranya terkena pembalasan dari Dewi Tunjung Biru yang melindungi Dewi Anggraeni. Srikandhi pergi seorang diri untuk menyusul suaminya.


No comments:

Post a Comment